Kecamatan Nyuatan merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Kecamatan Nyuatan
berada dalam wilayah kabupaten dan provinsi yang terkenal memiliki potensi SDA.
Potensi SDA tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk melaksanakan roda
pemerintahan bagi kesejahteraan masyarakat termasuk di Kecamatan Nyuatan ini.
Berdasarkan potensi yang ada, selama kurun waktu 5 tahun ini, berbagai kegiatan
pembangunan yang telah dilaksanakan secara umum telah menunjukkan kemajuan di
berbagai bidang kehidupan. Namun banyak juga permasalahan dan kendala yang
dihadapi, terutama berkaitan dengan masalah keterisolasian akibat letak
geografis yang sulit dijangkau. Berikut bahasan tentang gambaran umum kondisi
dasar saat ini, yang dapat digunakan sebagai analisis dalam menentukan strategi
pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, maupun kebijakan umum dan
program daerah Kecamatan Nyuatan yang terbagi ke dalam beberapa kondisi umum,
meliputi:
1.
Geografi dan
Lingkungan Hidup
2.
Demografi
3.
Ekonomi dan
Sumber Daya Alam
4.
Sosial Ekonomi
Masing-masing topik bahasan di atas
akan diulas potret atau deskripsi keberhasilan pembangunan khususnya tahun 2012.
Bahasan mengenai deskripsi wilayah ini akan memberikan panduan bagi pengambil
kebijakan dan pemangku kepentingan untuk menentukan rekomendasi yang tepat bagi
pembangunan daerah. Bahasan deskripsi ini juga bermanfaat untuk membuat proyeksi
tantangan, peluang, permasalahan, juga proyeksi keberhasilan untuk beberapa
tahun ke depan berdasar data pendukung yang tersedia pada saat ini.
2.1. Geografi dan Lingkungan Hidup
2.1.1. Topografi
Wilayah
Kecamatan Nyuatan terletak di 115014’27’’ Bujur Timur, 115037’21’’,
0003’ Lintang Selatan, dan 0030’ Lintang Selatan dengan
luas ± 1.740,70 km2 atau 174.070 Ha. Saat ini wilayah Kecamatan Nyuatan
dimekarkan menjadi 9 wilayah Desa yaitu Dempar, Sentalar, Jontai, Temula, Terajuk, Sembuan, Lakan Bilem,
Intu Lingau, dan Muut.
Tabel 2.1. Nama Desa dan Luas
Wilayah Desa
Kecamatan Nyuatan
|
No
|
Kecamatan
|
Luas (km2)
|
|
1
|
Dempar
|
220,7
|
|
2
|
Sentalar
|
119,0
|
|
3
|
Jontai
|
91,83
|
|
4
|
Temula
|
281,25
|
|
5
|
Terajuk
|
22,50
|
|
6
|
Sembuan
|
388,51
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
22,0
|
|
8
|
Intu Lingau
|
532,11
|
|
9
|
Muut
|
35,93
|
|
10
|
Awai
|
16,50
|
Sumber: Kecamatan
Nyuatan dalam Angka
Saat ini, jumlah desa di Kecamatan
Nyuatan menjadi 10. Batas wilayah secara
administratif Kecamatan Nyuatan adalah Kecamatan Linggang Bigung di sebelah
utara, Kecamatan Barong Tongkok di sebelah timur, Kecamatan Damai di sebelah
selatan, dan di sebelah barat Provinsi
Kalimantan Tengah.
Sebagian besar letak desa di Kecamatan
Nyuatan ada di luar kawasan hutan, kecuali Desa Intu Lingau yang terletak di
tepi kawasan hutan. Letak geografis desa-desa di Kecamatan Nyuatan hanya terbagi dua yaitu:
dataran dan lembah/daerah aliran sungai.
Tabel 2.2. Luas
Wilayah Kecamatan Nyuatan
Berdasarkan
Topografi
|
No
|
Struktur Tanah
|
Luas
|
|
1
|
Dataran
|
22,36 %
|
|
2
|
Lembah/Daerah Aliran Sungai (DAS)
|
77,64%
|
Sumber: Nyuatan Dalam Angka, 2005
2.1.2. Hidrologi dan Klimatologi
Kecamatan Nyuatan
adalah kecamatan yang wilayahnya sebagian besar berada di daerah aliran sungai
(DAS). Meski demikian seluruh desa di kecamatan ini mengandalkan sumber air
minum dari mata air. Berikut ini disajikan data mengenai ketinggian desa dan
sumber air minum.
Tabel 2.3. Ketinggian
Desa dan Sumber Air Minum
|
No
|
Desa
|
Ketinggian DPL (m)
|
Sumber Air Minum
|
|
1
|
Dempar
|
76
|
Mata Air
|
|
2
|
Sentalar
|
76
|
Mata Air
|
|
3
|
Jontai
|
76
|
Mata Air
|
|
4
|
Temula
|
82
|
Mata Air
|
|
5
|
Terajuk
|
82
|
Mata Air
|
|
6
|
Sembuan
|
125
|
Mata Air
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
125
|
Mata Air
|
|
8
|
Intu Lingau
|
120
|
Mata Air
|
|
9
|
Muut
|
82
|
Mata Air
|
|
10
|
Awai
|
82
|
Mata Air
|
Sumber: Kecamatan Nyuatan
dalam Angka
Pada tabel di atas dapat diketahui kondisi hidrologi di Kecamatan
Nyuatan yang semua desa menggantungkan sumber air minumnya pada mata air.
Berdasarkan informasi ini dapat disimpulkan bahwa kondisi air bawah tanah di
Kecamatan Nyuatan relatif mudah untuk dimanfaatkan oleh penduduk. Dari data
ketinggian desa-desa di Kecamatan Nyuatan diketahui seluruh desa di Kecamatan Nyuatan
berada pada dataran rendah.
2.1.3. Penggunaan Lahan
Peruntukan
ruang wilayah Kecamatan Nyuatan masih didominasi oleh lahan bukan sawah yang
mencapai 96%. Penggunaan tanah berdasarkan peruntukannya, secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4. Penggunaan Tanah Berdasarkan Peruntukkan
|
No
|
Desa
|
Luas Lahan Sawah (km2)
|
Luas Lahan bukan sawah (km2)
|
|
1
|
Dempar
|
0
|
220,07
|
|
2
|
Sentalar
|
0
|
119,00
|
|
3
|
Jontai
|
0
|
91,83
|
|
4
|
Temula
|
2.07
|
278,28
|
|
5
|
Terajuk
|
0
|
22,50
|
|
6
|
Sembuan
|
7.51
|
381,00
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
0
|
33,00
|
|
8
|
Intu Lingau
|
60
|
472,11
|
|
9
|
Muut
|
0
|
35,93
|
|
10
|
Awai
|
0
|
16,50
|
Sumber: Potensi Desa BPS
2.2. Demografi
2.2.1. Penduduk
Kondisi demografi mempunyai kedudukan yang
sentral dalam pembangunan daerah, yaitu kedudukannya sebagai subyek pembangunan
dan juga sekaligus sebagai obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan
diharapkan dengan jumlah penduduk yang besar dapat memberikan keuntungan
ekonomis di antaranya biaya tenaga kerja yang relatif murah dan terjaminnya
persediaan tenaga kerja. Dalam lingkup perencanaan, sebagai subyek, penduduk
membuat perencanaan yang diwakili oleh perencana. Sedangkan sebagai obyek
pembangunan mengandung arti bahwa segala upaya yang dilakukan oleh pembangunan
sasarannya adalah guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas penduduk. Dalam
hal perencanaan, tingkah laku, dan perkembangan penduduk merupakan bagian pokok
dalam proses perencanaan.
Tabel 2.5 berikut menunjukkan jumlah penduduk
yang ada di Kecamatan Nyuatan. Tabel ini juga menunjukkan jumlah penduduk pada
setiap desa pada tahun 2013. Jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Intu
Lingau sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Desa Jontai.
Tabel 2.5. Jumlah
Penduduk Masing-masing Desa
di Kecamatan Nyuatan
|
No
|
Desa
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
Kepadatan Penduduk
|
|
1
|
Dempar
|
740
|
3,36
|
|
2
|
Sentalar
|
360
|
3,03
|
|
3
|
Jontai
|
445
|
4,85
|
|
4
|
Temula
|
1033
|
3,67
|
|
5
|
Terajuk
|
722
|
32,08
|
|
6
|
Sembuan
|
517
|
1,33
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
450
|
13,64
|
|
8
|
Intu Lingau
|
1784
|
3,35
|
|
9
|
Muut
|
375
|
10,58
|
|
10
|
Awai
|
296
|
17,94
|
Sumber: Nyuatan
Dalam Angka, BPS
Desa Terajuk merupakan desa yang terpadat di
antara desa-desa lain di Kecamatan Nyuatan. Sedangkan desa yang paling rendah
kepadatan penduduknya adalah Desa Sembuan. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk
di Kecamatan Nyuatan adalah 3,86 per km2. Tingkat kepadatan penduduk dengan
3,86 jiwa per km2 tergolong kepadatan rendah di Indonesia.
Tabel 2.6. Jumlah
Penduduk Masing-masing Desa
di Kecamatan
Nyuatan
|
No
|
Desa
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
Jumlah KK
|
Penduduk per KK
|
|
1
|
Dempar
|
740
|
215
|
3,44
|
|
2
|
Sentalar
|
360
|
94
|
3,80
|
|
3
|
Jontai
|
445
|
133
|
3,34
|
|
4
|
Temula
|
1033
|
302
|
3,42
|
|
5
|
Terajuk
|
722
|
194
|
3,72
|
|
6
|
Sembuan
|
517
|
149
|
3,46
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
450
|
127
|
3,54
|
|
8
|
Intu Lingau
|
1784
|
484
|
3,68
|
|
9
|
Muut
|
375
|
109
|
3,44
|
|
10
|
Awai
|
296
|
80
|
3,7
|
Sumber: Nyuatan Dalam
Angka, BPS
Tabel di atas
menunjukkan tingkat kepadatan penduduk per KK, di Kecamatan Nyuatan tingkat
kepadatan per KK juga tergolong rendah. Kepadatan tertinggi di Desa Sentalar
diikuti oleh Desa Sembuan dan Desa Lakan Bilem.
2.3. Sosial dan Ekonomi
2.3.1. Sosial
Salah satu ukuran untuk mengetahui kondisi
sosial suatu masyarakat adalah ketersediaan sekolah. Sekolah adalah salah satu
sarana untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat. Keberhasilan suatu pembangunan
sosial adalah semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Di Kecamatan Nyuatan hampir seluruh
desa telah tersedia minimal satu sekolah dasar kecuali di Desa Muut dan Jontai.
Sedangkan di Desa Intu Lingau terdapat dua sekolah dasar mengingat di desa
tersebut jumlah penduduk terbanyak Kecamatan Nyuatan. Tingkat sekolah menengah
lanjutan pertama hanya terdapat di dua desa yaitu di Desa Dempar dan Desa Intu
Lingau. Sedangkan sekolah lanjutan atas hanya terdapat di Desa Dempar itu pun
sekolah bukan negeri.
Selain jumlah sekolah, salah satu
indikator pembangunan sosial kemasyarakatan adalah terjamin kebutuhan untuk
beribadah menurut agama dan keyakinan yang diakui oleh pemerintah. Di Kecamatan
Nyuatan jumlah tempat beribadah didominasi oleh gereja Kristen Protestan
sebanyak 26 buah disusul oleh gereja Katholik sebanyak 5 buah dan masjid
sebanyak 2 buah.
Sarana kesehatan juga memegang peranan
yang tak kalah pentingnya dalam pembangunan bidang sosial. Tingkat pembangunan
manusia (HDI) salah satunya mengisyaratkan aksesibilitas terhadap sarana
kesehatan. Namun catatan dari Kecamatan Nyuatan dalam Angka di Kecamatan
Nyuatan hanya terdapat satu puskesmas dan dua buah puskesmas pembantu. Jumlah
dokter masih sangat kurang ketika dikaitkan dengan jumlah penduduknya karena
hanya terdapat satu orang dokter.
Penggunaan bahan bakar utama bagi
penduduk di Kecamatan Nyuatan sebagian besar menggantungkan pada minyak tanah.
Meski saat ini minyak tanah telah dihapus subsidinya namun menurut catatan
Kecamatan Nyuatan dalam Angka sebagian besar penduduk masih menggunakan jenis
bahan bakar jenis ini.
2.3.2. Ekonomi
Ø Sektor Pertanian dan
Kehutanan
Produksi jenis
tanaman pangan yang dihasilkan khususnya padi oleh wilayah Kecamatan Nyuatan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7.
Luas Panen dan Hasil per hektar
|
Komoditi
|
Luas Panen
(ha)
|
Hasil per hektar
(kw/ha)
|
Produksi (ton)
|
|
Padi sawah
|
10
|
32,58
|
33
|
|
Padi ladang
|
1.056
|
26,08
|
2,788
|
|
Padi
|
1.066
|
26,14
|
2,811
|
Sumber: Kecamatan
Nyuatan dalam Angka
Produksi padi
yang dihasilkan oleh Kecamatan Nyuatan sebagian besar adalah padi ladang dengan
capaian 2.788 ton dengan luas panen 1.056 hektar. Padi sawah menyumbang sekitar
33 ton dengan capaian panen per hektar lebih baik dibanding dengan padi ladang
yaitu 32.58 per hektar untuk padi sawah dan 26,08 untuk padi ladang.
Komoditas
pertanian lain yang tercatat adalah komoditas karet, kelapa dan kemiri.
Produksi karet mencapai 720 ton per tahun dengan produksi per hektar adalah
1.712 kilogram. Kelapa yang berhasil dihasilkan oleh Kecamatan Nyuatan adalah
0,49 ton pertahun dengan capaian 60,63 kg per hektar.
Ø Sektor Perindustrian, Perdagangan, dan Akomodasi
Sebagai sektor sekunder, sektor
perindustrian dan perdagangan belum cukup mampu menjadi motor penggerak ekonomi
masyarakat Kecamatan Nyuatan. Indikator yang jelas terlihat adalah ketersediaan
pasar dan pusat pertokoan. Di Kecamatan Nyuatan hanya ada di dua desa yaitu di
Temula dan Sembuan yang memiliki pasar. Pusat pertokoan tidak ditemukan sama
sekali di Kecamatan Nyuatan. Restoran atau rumah makan di Desa Lakan Bilem
terdapat dua buah sedangkan di desa-desa lain tidak tercatat.
Warung atau kedai terbanyak ada di
Desa Intu Lingau sebanyak 6 buah disusul oleh Lakan Bilem sebanyak 5 buah. Desa Sentalar dan Desa Dempar juga tercatat
terdapat warung atau kedai jenis ini meski tidak lebih dari dua buah. Jumlah
toko atau warung kelontong terbanyak ada di Desa Intu Lingau dan di desa-desa
lain rata-rata memiliki 5-6 buah. Berikut ini disajikan data mengenai banyaknya
toko/warung kelontong.
Tabel 2.8. Warung/kedai
dan toko/warung kelontong
di Kecamatan Nyuatan
|
No
|
Desa
|
Warung/Kedai
|
Toko/Warung Kelontong
|
|
1
|
Dempar
|
2
|
6
|
|
2
|
Sentalar
|
2
|
6
|
|
3
|
Jontai
|
-
|
4
|
|
4
|
Temula
|
-
|
5
|
|
5
|
Terajuk
|
-
|
-
|
|
6
|
Sembuan
|
-
|
3
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
5
|
6
|
|
8
|
Intu Lingau
|
6
|
15
|
|
9
|
Muut
|
-
|
4
|
Sumber: Nyuatan
Dalam Angka, BPS
Ø Sektor Transportasi
dan Kontruksi
Jalur
transportasi yang menghubungkan antar desa di Kecamatan Nyuatan adalah
transportasi darat. Kondisi jalan yang menghubungkan kesembilan desa tersebut
masih sangat bervariasi. Di Desa Sentalar, Jontai, dan Intu Lingau sebagian
besar masih berupa jalan tanah. Desa-desa yang lain sudah teraspal namun untuk
desa Lakan Bilem masih dalam taraf perkerasan.
Sarana komunikasi
juga masih terdapat desa yang belum terjangkau sinyal telepon genggam.
Desa-desa Lakan Bilem dan Intu Lingau adalah contoh dua desa yang sama sekali
tidak terjangkau oleh sinyal ini. Desa Sentalar dan Desa Sembuan tidak semua
wilayah terjangkau sinyal ini meski ada namun sangat lemah. Kelima desa-desa
yang lain relatif lebih kuat dibanding keempat desa-desa tersebut di atas.
Warung internet
dan warung telekomunikasi sama sekali belum tersedia di Kecamatan Nyuatan ini.
Sedangkan kondisi sarana komunikasi lain
seperti jasa pos juga tidak tersedia. Kalau pun tersedia hanya terdapat pos
keliling di Desa Sentalar dan Muut.
Berikut ini
adalah tabel kondisi bangunan yang terdapat di Kecamatan Nyuatan dengan
kategori Bangunan Permanen, Bangunan Semi Permanen, Bangunan Non Permanen.
Tabel 2.9. Kondisi bangunan yang terdapat di
Kecamatan Nyuatan
|
No
|
Desa
|
Bangunan Permanen
|
Bangunan Semi Permanen
|
Bangunan Non Permanen
|
|
1
|
Dempar
|
4
|
7
|
-
|
|
2
|
Sentalar
|
2
|
15
|
41
|
|
3
|
Jontai
|
-
|
95
|
31
|
|
4
|
Temula
|
-
|
91
|
226
|
|
5
|
Terajuk
|
-
|
12
|
151
|
|
6
|
Sembuan
|
-
|
31
|
96
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
-
|
100
|
16
|
|
8
|
Intu Lingau
|
2
|
16
|
442
|
|
9
|
Muut
|
-
|
11
|
230
|
Sumber: Nyuatan Dalam Angka, BPS
Sebagian jenis
bangunan yang terdapat di Kecamatan Nyuatan masih berkategori tidak permanen.
Hanya sedikit di antara bangunan-bangunan tersebut yang permanen. Jika dilihat
jumlah bangunan permanen hanya terdapat 8 buah itu pun hanya ada di Desa Dempar
4 buah, Desa Sentalar 2 buah, dan Desa Intu Lingau 2 buah.
2.4. Tingkat Kemiskinan
Diskusi mengenai
kemiskinan tidak dapat dipisahkan dari kategori keluarga sejahtera dan keluarga
pra sejahtera. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah keluarga sejahtera dan
pra sejahtera.
Tabel 2.10. Tahapan Keluarga Sejahtera
|
Tahapan KS
|
Banyaknya
|
|
Pra Sejahtera
|
224
|
|
Sejahtera I
|
231
|
|
Sejahtera II
|
717
|
|
Sejahtera III
|
562
|
|
Sejahtera III plus
|
287
|
Sumber: Kecamatan
Nyuatan dalam Angka
Pola sebaran
jumlah keluarga sejahtera di Kecamatan Nyuatan ternyata cukup berimbang antara
Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, II, III, dan III plus. Jumlah terbanyak
adalah kategori Sejahtera II disusul oleh Sejahtera III, Sejahtera III plus,
Sejahtera I, dan paling sedikit adalah Pra Sejahtera. Jumlah keluarga yang
mendiami bantaran sungai 16 dengan rincian 9 KK di Desa Dempar dan 7 KK di Desa
Jontai. Penderita gizi buruk di Kecamatan Nyuatan tercatat ada 6 kasus di Desa
Dempar, sedangkan di desa-desa lain tidak terdapat kasus ini. Jumlah Penerima
Askeskin dan SKTM menurut Desa dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.11. Jumlah Penerima Askeskin dan SKTM
menurut Desa
|
No
|
Desa
|
ASKESKIN
|
SKTM
|
|
1
|
Dempar
|
105
|
25
|
|
2
|
Sentalar
|
-
|
76
|
|
3
|
Jontai
|
105
|
72
|
|
4
|
Temula
|
102
|
71
|
|
5
|
Terajuk
|
103
|
19
|
|
6
|
Sembuan
|
56
|
56
|
|
7
|
Lakan Bilem
|
111
|
12
|
|
8
|
Intu Lingau
|
362
|
81
|
|
9
|
Muut
|
164
|
26
|
Sumber: Kecamatan Nyuatan dalam Angka
2007
Tabel di atas
mengisyaratkan bahwa masih banyaknya masyarakat tergolong masyarakat miskin.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penerima ASKESKIN dan SKTM menurut desa.
Jumlah total penerima SKTM adalah 438
dengan penerima ASKESKIN sebanyak 1108 jiwa. Jumlah Penerima ASKESKIN
ini merata di seluruh desa kecuali di Desa Sentalar. Tiadanya penerima ASKESKIN
di Desa Sentalar ini kemungkinan memang tidak ada yang tergolong miskin atau
mungkin ketidaktersediaan data.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar